Facebook Twitter RSS

Latest News

Naskah Drama: Duet Coter Vs Andri and the gang

Duet Coter VS Andri and the gang

Adegan 1
sore hari yang masih bisa terbilang panas mengantar kedatangan afdol dan zakkir yang diberi sapaan duet coter di sekolah mereka SMA Negeri 1 Pinrang untuk melakukan aktifitas rutin yaitu rapat anggota koperasi, beberapa siswa lain juga telah hadir lebih dulu.
Sesampai disana sudah banyak anak-anak lain yang lebih dulu datang termasuk Andri and the gang , sapaan cool yang manjadi cara anak-anak lain menyebut mereka bertiga , Andri , Natan dan Nina.
Intan               :     okeh, berhubung teman-teman sudah datang semua, kita mulai mi saja rapatnya. Baiklah teman-teman anggota, kita tahu bersama bahwa masa jabatan daripara pengurus koperasi yang lama sebentar lagi akan selesai , jadi untuk itu pemilihan pengurus baru akan segera di laksanakan, dan teman-teman yang merasa mampu utnuk menjadi pengurus harap mengisi biodata masing-masing kemudian mengumpulkannya di depan , terima kasih
Setelah beberapa ocehan dari Intan selesai, Andri and the gang melakukan diskusi kecil , meski wajah Andri masih terlihat gelisah
Nina                :     Ndri mencalonkan diriko jadi ketua koperasi nah, pas sekali itu jabatan buat kamu
Natan             :     iyoo bos, kaumi ganteng, kaumi keren bah cocok sekali kalo dapatko jabatan jadi ketua koperasi, sesuatu sekali
Tiba-tiba saja gemerutu dari luar terdengar, ternyata. Sambil melepas sendal, Nabila melirik jam tangannya
Nabila             :     samlekum , maaf teman-teman terlambatka 
Refleks Andripun langsung berdiri setelah mendengar suara nabila
Andri              :     eh nabila , disiniki duduk’ee
Nabila             :     ohehe, iyee disini maka
Sambil tersenyum nabila menolak tawaran andri dan memilih duduk di dekat Afdol
Beberapa saat kemudian , semua anggota yang merasa mampu untuk mencalonkan diri menjadi pengurus baru , berbondong bondong mengumpulkan biodata yang sebelumnya sudah di isi
Intan               :     baiklah semua biodata sudah terkumpul, dan akan di seleksi oleh pengurus lama , maka dari itu saya rasa rapat hari ini selesai , terima kasih atas partisipasinya , Assalam
Seketika itu juga semua anggota rapat berhamburan keluar mushollah bertanda dengan semakin gelapnya suasana sore

Adegan 2
Dering bell yang berbunyi mengiringi dengan berhamburnya siswa di kelas , yang menjadi pertanda jam mata pelajaran telah usai
Di dalam kelas
Zakkir             :  Bro , bagemana rencanamu selanjutnya ?
Afdol              : rencana apa maksudmu kah ?
Zakkir             :  ededeeh ituee, kan mauko juga mencalonkan jadi ketua koperasi !
Afdol              : (sambil menepuk kepala) bah iyaa di , ku lupai bro , sorry sorry , kalo masalah rencana nanti disusun , itu gampang apa lagi untuk menarik hati temanta saya kan ahlinya
Seusai percakapan itu Afdol dan Zakkir pun berhambur keluar kelas, searah dengan perginya mereka, di belakang ternyata ada natan yang sedari tadi menguping perbincangan si duet coter
Natan             :     wah, sialan , kabar buruk ini , harus na tau bos deh !
Dsamping mushollah, sudah ada Andri dan Natan yang kelihatannya sudah ngobrol serius membahasa apa yang membuat Natan kebakaran jenggot
Natan             :  bosssss, gawat gawaat sekali
Andri              :  kenapakokah , apanya gawat ?
Natan             :  jadi gini bos, asal kita tahu nah , ternyata aduuuhhhh , itu , anuuu duet coter mencalonkan diri juga jadi ketua koperasi
Andri              :  what ?? pedenya !! tidak tau diri itu anak , dari mana kau tau kah ?
Natan             :  tadi, ku dengar’i cerita waktu di kelas, kayaknya bakal jadi saingan berat ini bos
Andri              :  hah, apapun itu ku hadapi , apalagi kalau afdol ji sama zakkir apa jii, apa pun cara kulakukan untuk jatuhkan’i (wajah serius dengan amarah)
Adegan 3
Soreh ini di kediaman Andri telah berkumpul beberapa orang teman yang lain, guna menyelesaikan tugas yang memang dikerjakan secara berkelompok
Nabila             :   mana Afdol di ? tumben telat’I
Andri              :   paling lagi asikan sama zakkir, bgini mi afdol toh kalo kerja kelompok tidak ada sekali mau na kerja , datang saja tidak
Beberapa saat kemudian setelah perbincangan mereka, trdengar suara ketukan pintu dari luar rumah Andri, sektika itu juga Andri keluar untuk melihat siapa gerangan yang datang
Afdol              :   samlekum (sambil mengetuk pintu)
Andri              :   wahh waahh baruu datang !
Tiba-tiba saja Nabila keluar mendengar suara gemerutu
Nabila             :   eh Afdol, akhirnya datang ki juga , dari tadiki di tunggu
Afdol              :   aduh, minta maafka pale ku kasi menungguki hehe (sambil mnggaruk kepala)
Sembari brjalan masuk kedalam rumah , Andri menutup pintu rumahnya dengan mimik tanda sedang tak senang
Setelah semua berkumpul , masing-masing pun menyibukkan diri dengan tugas yang ada, kecuali Ardi yang hanya sibuk dengan PSP’y
Tiba-tiba saja dering ponsel yang berasal dari kantong celana Afdol berbunyi , memotong semua alur diskusi yang sedang berlangsung
Afdol              :   (sambil berjalan ke sudut ruangan untuk mengangkat telpon) haloo kenapa ki ? hah ? iyaah iyaah , kesituka sekarang , oke , wa’alaekum salam (kembali brjalan kea rah teman-temannya seraya menopang wajah yang cemas tidak karuan)
                              Eh teman maaf nah , duluanka pulang (seusai itu Afdol langsung sigap meninggalkan rumah Andri)
Susi                 :   buuu, kenapa itu ?
Andri              :   begitumi ko bilang semua rajin ? datang telat pulang cepat , alaaah !!
Afdol pun tiba dirumahnya dengan ekspresi yang tak kalah cemasnya dari kediaman Andri, dan ia langsung menerobos masuk ke sebuah kamar , dan ia langsung mendapati sang Ibu yang sudah tergulai lemas di atas ranjang
Afdol              :     ibu … , kenapaki ?
Ibu Afdol       :     tidak apaji nak, pusing sekali ji tadi kepalanya ibu
Afdol              :     nanti pergiki periksa di dokter pale
Ibu Afdol       : tidak usahmi, capek sekali ka ji mungkin ini , janga mako fikir’i
Afdol hanya terdiam sembari mengelus kepala sang Ibuda
Adegan 4
Suasana skolah yang cukup marak semakin bertambah, utamanya di dalam kelas XI IPA 5 kelas dari duet coter dan Andri and the gang, tepat pukul 09.00 pagi itu guru sedang megadakan rapat , jadi semua kelas vacuum , dan waktu ini di beberapa dinding kelas tlah tertempel foto dari kandidat calon ketua koperasi
Saat itu juga berlalu beberapa rombongan siswa mengerumungi foto yang sudah di temel di dinding sembari menunjuk foto Afdol, melihat itu Andri menjadi geram
Andri              : itu , ahh kenapa rata-rata orang mau pilih itu Afdol , aiii bias terancam ka ini
Nina                : iyaah bos  , anu jek Afdol apna terkenal memang’I bede pintar jadi banyak mau kalau dy jadi ketua koperasi
Andri              : kenapak ko kah ikt-ikutan puji dy ? ahhh biar pintarnya seluas laut tetap sy yang harus jadi ketua koperasi
Nina                : iya sih bos !! harus itu
Di depan kelas ada Zakkir dan Afdol, saat itu terlihat Afdol sedang suntuk, dan ada beberapa siswa yang lewat
zakkir              : eh eh adeek , jangan lupa pilih k Afdol nah , ketua koperasi
siswa2            : iyeek
zakkir              : makasih adek cantik ! liat ko eh banyak mi pemilihmu, yakinka pasti menang ko nanti bro (sambil menepuk pundak Afdol)
afdol               : iya makasih sob (wajah galau)
zakkir              : lah , galau ko jek tu’ee
afdol               : kurang lebih begitu sob, pusingka kwodong , sakit sakitan ibuku dirumah, mauka bawa ke dokter tidak mungkinmi
zakkir              : nanti ku pergi jenguk ibumu, pasti langsung sembuh
kebetulan sekali saat itu Andri ada di belakang mereka , dan tanpa sengaja mereka mendengar percakapan terakhir dari duet coter itu , dan sektika tu juga Andri memancarkan  raut wajah yang  berseri  , tanda adanya maksud tetentu

Adegan 5
Di mesjid Almunawir sudah ada Andri and the gang , yang sedari tadi berkumpul disana , dan terlihat suasana yang agak mendung dengan pemandangan yang menarik
Andri              :   jadi ku telfon mi sekarang ?
Nina                :   nessami , gimana sih
Andri              :   (sambil memencet tombol hpnya lalu menempelkannya di telinga, sempat terdengar suara tanda telpon yang sudah masuk dan menunggu untuk di angkat) haloo
Di lain tempat
Afdol              :   iyaa , syapa ini ?
Andri              :   masa tidak mu kenal suaraku
Afdol              :   jangan mako basa basi syapa inikah ?
Andri              :   Andri !!! (agak membentak)
Afdol              :   oh , mau apa ? tumben ko nelpon ? kelebihan pulsa ?
Andri              :   jangan emos, ada bisnisku , oh ya dengar-dengar lagi ada masalah keluargamu ?
Afdol              :   bukan urusanmu !
Andri              :   ku tahu semua nah , disini mau jeka bantuko, jangan sok blagu sekali ! ku tahu kalo sekarang lagi susah ko masalah uang, ku tahu juga mau ko pake apa , bisaka bantuko , tapi mu tauji tidak pernahka saya kasih gratis orang
Afdol              :   apa lagi maumu ?
Andri              :   simple ji , cukup ko mengundurkan diri  dari pencalonanmu !
Afdol              :   sialan !!! (sambil mematikan telfon)
Andri              :   (tit tit tit tit) wah kurang ajar, na matikan telponku !!
Nina, Natan :   kenapa bos ??
Andri              :   Namatikan telponku , sombong skali dia !!
Adegan 6
Soreh itu , langit agak mendung, di sekolah tengah di adakan pembacaan visi dan misi dari para calon pengurus. Dan dari kejahuan ada Afdol yang sedang ingin menyebrang jalan , tetap dengan raut wajah yang lusuh seperti galau
Di mushollah sekolah…
Intan               :   assalamualaikum , sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih atas kehadiran teman-teman semua, dan langsung saja , kita panggilkan para calon pengurus untuk menyampaikan visi dan misinya di atas !
Habis pembicaraan itu suasana mnjadi hening, di karenakan Andri yang hendak menyampaikan visi dan misinya
Andri              :   erkkheemm,  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, dan selamat soreh, puji sykur kita panjatkan untuk kebaikan Allah yang mengizinka kita untuk berkumpul disini, langsung saja, saya akan menyampaikan visi dan misi saya , saya brkomitmen besar dalam koperasi sekolah , sya aka mningkatkan mutu dan kualitas playanan yang untuk para konsumen , agar nama koperasi sekolah lebih baik dengan pemasukan yang tinggi, dan apabila ada kekurangan saya brusaha sebisa mungkin menutupinya.
Semua siswa bersorak sambil bertepuk tangan mngiringi selesainya ocehan mengenai visi dan misi dari Andri
Intan               :   baiklah untuk kandidat selanjutnya , yang di sebut duet coter, yaitu Afdol , di persilahkan naik mengemukakan visi dan misinya
Seketika itu juga serokan yang sangat meriah disertai tepuk tangan mngiring berdirinya Afdol menuju tempat dimana dia akan menyampaikan visi dan misinya
Afdol              :   Assalamualaikum Wr.Wb , terima kasi atas kesempatan yang telah di berikan kepada saya, sebelumnya saya memohon maaf kepada semua teman-teman khususnya teman-teman pengurus, hari ini saya menyatakan untuk tidak melanjutan pencalonan saya sebagai ketua koperasi (sketika itu suara riuh tanda keheranan menyelimuti mushollah sekolah, Afdol terdiam sejenak dengan wajah bersalahnya) sekali lagi saya minta maaf , terima kasih (langsung turun dan meninggalkan mushollah)
Di tempat Andri and the gang
Andri              :   ku bilang juga apa, pasti na terima tawaranku haaha (tertawa licik)
Natan             :   hebat ko bos
Nina                :   iyah , mantap sekali
Beberapa saat seteah Afdol meninggalkan mushollh, Susi kebelet ke kamar kecil
Susi                 :   ai mauka ke belakang dulu
Nadia              :   iya pale (sambil berdiri) . baiklah teman-teman kita mulai voting suara, caranya mudah , nanti akan dibagikan selembaran kpada yang kemudian teman-teman cukup menyilang nama kandidat yang di kehendaki , okeeh makasih !
Saking sibuknya semua pengurus serta anggota rapat mereka tidak menyadari ternyata Andri diam-diam meninggalkan mushollah , setelah sebelumnya menerima sebuah pesan dari seseorang yang ada di ponselnya
Saat itu , susi yang sebelumnya sempat minta izin ke belakang, baru saja keluar dari mushollah ia tanpa sengaja melihat Andri dan Afdol sedang berbincang serius di belakang mushollah, dan Susi memutuskan untuk menyelidikinya
Andri              :  akhirnya tau diriko juga di
Afdol              :  bukan tau diri, tapi ku kasika ko kesempatan menang !!
Andri              :  kau itu, sudah jelas-jelas kalah masih sombong
Susi                 :  hah ? apa jek maksudnya itu (menggaruk garuk kepala)
Afdol              :  mana uang yang mujanjikanka ? perlu sekalika sekarang
Andri              :  iya, okee adaji , besok soreh kau ambil, sy tunggu ko di tempat nongkrongku
Afdol              :  okee !
Pembicaraan itupun selesai , Andri dan Afdol segera memisahkan diri . dan susi yang sudah merasa aman ,keluar dari persmbunyiannya
Susi                 :  hah, selamat huuh, aneh , harus ku kasi tau anak-anak
Adegan 7
Langit gelap , serta gemerlap lampu malam mengantar berangkatnya Zakkir kerumah susi , kbetulan disana memang sedang ada Intan, dan Susi sengaja memanggil Zakkir untuk membicarakan suatu hal yang penting mengenai Afdol
Setibanya dirumah susi, Zakkir langsung mengeluarkan ponselnya sembari menelpon Susi untuk member tahunya bahwa ia sudah berada di depan rumahnya
Zakkir             :  ada maka di depan
Seketika itu juga Susi membuka pintu rumahnya
Susi                 :  masuk ko !
Setelah berada di dalam rumah susi , Zakkir langsung duduk diruang tamu
Zakkir             :  ada masalah apa ?
Intan               :  langsung mi saja si !
Susi                 :  kemarin waktu mauka ke wc , ku dengr’I bicara Andri sama Afdol di belakang mushollah kurang jelas apa na bahas , tapi kayaknya itu Andri ada mau nakasikan uang Afdol , tidak tau juga untuk apa yang jelas berhubungan dengan mengundurkan dirinya Afdol
Zakkir             :  hah ? masa ? berarti ada lagi yang tidak beres ini
Intan               :  nah, maka dari itu harus di cari tahu !
Zakkir             :  na taumi ga Nabila
Intan               :  sudah ku ceritakan , tapi datar ji resonnya , kayaknya kecewa sekalimi juga
Zakkir             :  yasudah , besok pi di jelaskan’I , eh kau susi tugasmu, cari taui na , ceritanya jadi mata-mata ko !
Susi                 :  hah ? saya ? kenapa sy ?
Intan               :  iya kamu mi , kan kalau kamu tidak bakal curiga ji Andri , nanti kusuruh Nadia temaniko ok ??
Susi                 :  iya palee (sambil memperbaiki letak kaca matanya)
Diskusi malam itupun usai
Pagi harinya di sekolah dengan suasana yang masih hangat dengan mendung pagi, silir angin dan riuk pikuk suara siswa, saat itu Nabila sedang berjalan menuju ke kelas dan tiba-tiba saja Afdol menghampirinya
Afdol              : Pagi bila
Nabila hanya menoleh dan melanjutkan jalannya
Afdol              : ih Nabila somseknya, iyoo nah
Nabila             : mending somsek dari pada pembohong + pengecut
Afdol              : kenapa jek bilangki begitu ? kapan ka bohongi ki ? kapanka jadi pengecut kah ?
Nabila             : semenjak mengundurkan diriki , jelas ? dan sekarang Andri mi yang menang, puas ?! (brjalan meninggalkan Afdol)
Afdol hanya terdiam mendengar ucapan Nabila dan turut  melanjutkan jalannya menuju ke kelas
Di dalam kelas…
Andri              : pagi Nabila
Nabila             : pagii
Andri              : sudah meki sarapan ga ? kalo belum ayo ke canteen ?
Nabila             : sudahmi , tapi kebetulan mauka ke koprasi jadi sekalianmi, ayo !
Afdol terduduk dan terdiam muram di tempatnya dan Nadia menghampirinya
Nadia              : hey pengecut, kenapa galau pagi-pagi ? nyesal ?!
Afdol              : tidak usahko ngomel kalo tidak mengerti ko , kacuping !! (sambil berdiri dan membentak lalu meninggalkan Nadia)
Nadia              : weee slow !! ih kossarana
Soreh harinya Susi dan Nadia berencana ke Mesjid Al-Munawir karena disanalah biasanya Andri and the gang nongkrong
Disini Susi dan Nadia sudah sangat stand by , untuk menuju lokasi yang di tujunya sambil menjalankan motornya
Sesampainya di Al-munawir , susi sempoyongan membawa motornya karena terkaget Andri yang sedang berbicara serius dengan Afdol
Nadia              : masya Alloh sus, hati-hati ko bawa motor’ee
Susi                 : kageet kageet , selangkae
Langsung saja mereka memarkir motor dan berjalan dengan sangat hati-hatii sembari memata matai Afdol dan Andri , dan berusaha lebih dekat
Andri              : ini, ambil uang mu ! ku tepati janjiku toh ?!
Afdol              : okeh , senang mako dulu sekarang sama semua yang mu dapaat , tapi satu yang ku minta janganko ganggu nabila !
Nita                 : wahaha , nyolot dy bos
Andri              : wahwah, apanya memangko ? bapaknya ? kakaknya ? na sama sama suka ka , so urusannya sama kamu iyaa ? cemburu hahaha
Natan             : kasian deh lo
Mereka bertiga tertawa , dan Afdol hanya bisa diam tanpa bicara
Susi dan Nadia yang masih dalam persembunyiannya
Susi                 : astagaa, jahat ya ?
Nadia              : (sambil mengeluarkan HP nya)  mau ka video’I , sebagai tanda bukti

Andri              : sekarang saya yang bekuasa Afdol, kmu ? duet coter lenyap , impianmu jadi ketua koperasi sudah ku pegang, hahaa gampang sekali Cuma dengan kasi ko uang !
Afdol              : eh , mulai mako kurang ajar nah , begini ka karena terpaksa , andai bukan karena sakit mamaku !
Natan             : yasudah pulang mako situ , urusi itu mama mu hahah
Untuk menahan emosinya Afdol meninggalkan Andri and the gang , dan Andri and the gang hanya tertawa puas
 Nadia             : hum , licik sekali itu Andri
Susi                 : iyah betul , yang pnting sekarang punya meki barang bukti , terungkap mi semua , sekarang tinggal di beberkan !
Nadia              : yup
Hari itu pun selesai
Esok sorehnya di sekolah , di adakan rapat mendadak untuk sluruh anggota koperasi dan segenap siswa yang terlibat, dan di adakan di ruang kelas XI IPA 5
Intan               : terima kasih teman-teman untuk waktunya, dan ini sangat mendadak , dan langsung saja saya ingin memperlihatkan sebuah tayangan , yang khususnya saya arahkan kepada ketua koperasi kita yang baru , ini dia
Sembari menampilkan tayangan tersebut, semua yang hadir di ruangan ternganga kaget , utamanya Nabila yang saat itu juga faham akan segala sesuatu dan apa yang selama ini dia pertanyakan,  dan saat itu pula dia meninggalkan ruangan
Zakkir             : uuuu cowok curang , berhentiko jadi ketua koperasi ! licik
Semua siswa yang ada disana pun menyoraki , Andri dan teman-temannya
Di lain tempat ada Afdol yang terduduk diam , dan Nabila segera menghamipirnya
Nabila             : afdol
Afdol              : masih mau jeki pale liatka
Nabila             : minta maafka , sifat ku sama kita , bodohka, seharusya bisa ka tau kalau bukan salahta ini , minta maafka
Afdol              : maksudya ? apa memang kita tau ? kita taumi kalo pengecutka ? tidak konsisten ka ?
Nabila             : bukan ! bukan itu , ku taumi semuanya , Andri salah, dia manfaatkan waktu buat jatuhkan ki dengan cara rendahan , ku tau semua mi
Tiba-tiba  Nadia dan susi datang
Nadia,Susi    : iyaah , kita juga tau semuami afdol
Afdol              : hah, syukurlah , trus Andri ?
Zakkir dan Intam datang sambil membawa Andri and the gang ,
Zakkir             : ini mi , orrang sok cool yang licik , uuuuuuw (sabil mndorong andri and the gang)
Intan               : makanya jangan jahat !
Mereka semua pun akhirnya tertawa lepas , tanda sangat gembira ,  faktanya kebaikan akan selalu menang dan kejahatan akan selalu kalah

THE END

Ridho dan Nyamuk


Karya: Hilman Taufiq

Menjelang tidur, Ridho tampak gelisah tak dapat tidur. Suara nyamuk yang berisik terdengar jelas oleh telinganya. Sesekali, tangannya menepuk sana-sini mencoba menghentikan bunyi yang mengganggunya. Bukan hanya itu, mulutnya juga sesekali  menguap. Ibu pun yang sudah terlelap, terbangun dan menghampiri Ridho.
“Ada apa sayang ?”  Tanya ibu yang menghampiri ranjang tempat Ridho tidur.
“Banyak nyamuk,Bu”, kata Ridho. Ibu tersenyum.
“Mungkin kamu jarang membersihkan kamar, Anakku,”  kata ibu.
Ridho pun diam. Dan membenarkan kata ibunya.
“Lalu aku harus bagaimana, Bu’ kata Ridho.
“Kamu harus rajin membersihkan kamarmu, Anakku.”
“Bagaimana untuk malam ini ? Aku tidak bisa tidur. Sedangkan besok aku harus bangun pagi-pagi karena ada ujian di sekolah.”
“Kenapa kamu tanyakan hal itu ? Apakah kamu sudah lupa cara bangun pagi, Anakku ?” Tanya ibu sambil tersenyum.
“Aku kawatir kesiangan, Bu’. Nyamuk-nyamuk ini selalu menggangguku,aku jadi tidak bisa tidur,” kata Ridho sambil menepuk sana-sini.
Ibu tersenyum. ” Anakku kenapa cuman gara-gara nyamuk, kamu bisa kesiangan ?”
“Seperti yang aku bilang,Bu’. Aku tidak bisa tidur karena nyamuk-nyamuk ini.”
“Ya sudah, kalau begitu kamu pindah ke kamar ibu,” kata ibu.
Ridho pun pindah ke kamar ibunya. Berbeda dengan kamarnya, kamar ibunya sangat bersih dan sepertinya tidak ada satu pun nyamuk yang ada di kamar ibunya. Tak lama kemudian, Ridho pun terlelap tidur.
“Nak,bangun! Sudah subuh.Bukan kah kamu harus berangkat pagi-pagi ? Ada ujian, kan di sekolah ?” Ibu membangunkan Ridho yang masih tidur.
Perlahan, Ridho balik badan sambil bermalas-malasan. Hanya membuka mata sebentar, Lalu kembali tidur. Ibu pun menarik nafas panjang. Di gonyang-goyangkan tubuh Ridho.
“Anakku, bangun ! Sudah subuh !”
Ridho merasa terganggu. Dengan terpaksa dia pun bangun. Lalu dia ke kamar mandi  mengambil air wudhu.
Pada pukul enam pagi, ibu sedang memasak di dapur membuatkan sarapan pagi. “Bu’…aku tidak mau ke sekolah, ya ? ini hari saja bu”, Ridho dengan wajah malas.
Ibu pun yang sedang membuatkan nasi goreng menghentikan aktivitasnya, lalu menoleh kea rah Ridho.
“Kenapa, Anakku ? Bukankan hari ini ada ujian di sekolah mu ?”
“Aku masih ngantuk Bu’. Semalaman kan aku tidak bisa tidur.”
“Ah, ibu perhatikan semalaman kamu lelap tidur di kamar ibu.”
“Aku memang tidur lelap di kamar ibu. Tapikan sebelumnya aku di ganggu nyamuk.”
Ibu selesai memasak. Di pindahkannya nasi goreng dari wajan ke piring. Lalu dia kemeja makan, di ikuti Ridho yang belum mendapatkan izin untuk tidak masuk sekolah hari ini.
“Ya Ibu’, ya ? Hari ini saja,” kata Ridho sambil duduk di kursi meja makan.
“Nak… coba kamu bilang sekali lagi, kenapa kamu tidak mau masuk sekolah ini hari ?”
“Aku lemas, Bu’. Semalaman aku di ganggu nyamuk. Sepertinya, nyamuk itu memang sengaja membuatku lemas seperti ini. Ibu kan tahu, semalaman mereka selalu menggangguku.”
Ibu kesal dan mangambil nafas panjang.
“Mestinya kamu bejar dari nyamuk itu, Anakku. Nyamuk itu mengganggumu karena mereka memang di tetapkan Tuhan sebagai makhluk penghisap darah.”
“Apa yang harus di pelajari dari nyamuk itu, Bu ?
“Semangat hidup dan perjuangannya, Anakku.”
“Semangat hidup ? Perjuanagan ?“ Ridho tidak mengerti.
“Engkau tahu, Anakku ? Nyamuk-nyamuk itu mempertaruhkan nyawa mereka demi mempertahankan hidup. Mereka mencari makanan dengan menghisap darahmu. Tahukah bahwa sesekali kamu mendendangkan syair kematian kepaada mereka ? Engkau menepuk mereka yang terbang di sekitarmu. Tahukah kamu bahwa sekali tepuk saja nyamuk itu sudah tak berdaya ? Nyamuk-nyamuk tahu hal itu, tetapi mereka tidak pernah menyerah. Mereka terus menyerang mu demi mempertahan kan hidup mereka,” kata Ibu.
 Ridho mulai mengerti nasehat ibunya.
“Sementara kamu kuat. Dengan sekali tepuk pun kamu tidak akan mati. Tetapi kenapa kamu kalah dengan nyamuk ?  Tak ada rintangan yang akan datang pada mu ketika kamu pergi ke sekolah atau melakukan aktivitas apapun. Apa yang membuat mu merasa malas ?”
Ridho pun sadar. Dia tertunduk malu karena sudah di bandingkan dengan nyamuk yang ternyata lebih semangat di bandingkan dirinya sekarang.
Perlahan-lahan Ridho mengangkat kepala dan memandang wajah ibu. Kata-kata ibu yang menyentuh perasaan membuatnya sadar kini terasa nyaman setelah melihat senyum ibu. Ridho pun ikut tersenyum.
“Sana mandi ! Setelah itu sarapan dan berangkat ke sekolah.” Kata ibu.
Tampat di perintahkan dua kali, dengan perasaan gembira Ridho beranjak ke kamar mandi. Dia bersiap berangkat ke sekolah untuk ujian.