Romantika Cinta
Taktik – Taktik Cinta
Tak, taak tak…
Bunyi
langkahan kaki, seluruh siswa bergemuru masuk ke dalam kelas untuk mencari
posisi yang terbaik untuk di tempati selama setahun. Misi di hari pertama
memasuki tahun ajaran baru pastilah datang paling awal mencari tempat duduk,
sudah merupakan suatu budaya yang akan kita temui tiap tahunnya.
Beberapa
dari mereka sengaja duduk di dekat meja guru agar dapat mengetahui dengan jelas
pelajaran yang disampaikan bapak / ibu guru. Ada juga yang duduk di bangku
paling belakang kebanyakan dari mereka pasti orang yang acuh tak acuh terhadap
pelajaran namun, ada juga yang sudah merupakan tempat duduk sisah dikarenakan datang paling akhir. Posisi itu merupakan
posisi yang paling buruk itulah bangku belakang sudut kebanyakan dari siswa
tidak akan memilih posisi yang sangat tidak strategis tersebut sudah di
belakang, sudut lagi.
Posisi
yang kebanyakan peminatnya yaitu posisi duduk yang terletak di tengah antara
bagian depan dan belakang merupakan dambaan bagi para siswa posisi strategis
untuk menangkal serangan pertanyaan dari guru.
“heii
duduk sini,” kata seorang teman yang memanggilku
Orang
yang memanggilku itu duduk di belakang sudut tempat yang sangat sangatku benci
namun apa boleh buat sudah tidak ada tempat lain.
Masalah
yang timbul kali ini yaitu apakah teman
sebangkuku yang akan kutemani selama setahun ini orangnya baik? Ataukah dia
memiliki sifat majaruju (bahasa bugis
= buruk dan suka mengganggu) tanyaku dalam hati.
“kamu
kelas X berapa dulunya?” Tanya teman sebangkuku itu
“aku
kelas X.1, kalau kamu?”
“aku
sih X.9”
“Ouh
iyya nama mu siapa?” aku pun bertanya lagi
“namaku
panjang sekali jadi panggil ajah aku innong karena teman-temanku sering
memanggilku begitu” jawab temanku disertai dengan
canda tawah dan senyuman yang manis.
Dari caranya berbicara aku sudah tidak memikirkan sifat
temanku itu karena dia terlihat ramah dan sopan santun.
“Wahh cantik sekali anak itu, siapa yah namanya?” tanyaku
dalam hati
Setelah
kutelusuri aku pun tahu wanita bag bidadari itu bernama intan dia dulunya kelas
X.6. Perempuan cantik itu
bersuara lembut selembut hatinya jika bertutur kata pasti tak ada katanya yang
melukai hati dia cantik, manis dan baik juga tidak sombong.
Hati ini terasa senang sekali ketika melihatnya perasaan
menggebu-gebu menghampiriku ingin segera mendekatinya ingin akrab dengannya
namun perasan malu-malu kucing masih menyertai diriku ini.
Hari berlalu tanpa ada percakapan diantara diriku dan
dirinya, aku hanya bisa termenung melihatnya dari
sudut belakang tempat dudukku.
Keeseokan harinya aku memberanikan diri untuk
menghampirinya, perasaan ku sudah tercampur aduk dan tak sanggup
lagi bagai harimau yang siap menerka mangsanya. Kuberanikan diri untuk sekedar
berbicara basa-basi dengannya. Percakapan-percakapan itu membuat hati dan jiwa
terasa sangat bahagia jika bisa terus berada disisinya bagai hati yang tak mau
pergi darinya.
Merebut hatinya adalah misiku selanjutnya, akupun siap menjalankan taktit-taktik untuk merebut
hatinya.
Taktik pertama mendapatkan nomornya.
“aduh mana yah Hpku?, intan boleh
pinjam HPnya ngak?”
“nih” jawab intan sembari memberi HPnya
Setelah selesai aku miscall
HPku nomornya pun sudah berada di genggamanku.
“hahahaha” senyumku dalam hati
Malamnya, aku mengiriminya SMS (Short Message Service)
sekedar basa-basi lagi.
“intan thx yah tadi udah pinjamin HPnya” teks pesanku
“iya, sama-sama” jawab intan
Malam itu perang SMS pun terjadi kami saling berbalas
SMS. Tak terasa udah larut malam intan pun tak lagi membalas SMSku mungkin
karena telah tertidur pulas.
Taktikku selanjutnya menjadi penjaganya.
Aku berusaha untuk membantunya sebisah mungkin ada
keperluan pasti ku bantu. Pokoknya selama masih bisa, aku selalu ada untuknya.
Taktikku yang ketiga, mencari apa yang disukainya.
Pencarian pun dimulai, pertama bertanya keteman dekatnya
apa-apa saja yang disukainya, dari warna, hewan, makanan bahkan artis
favoritnya pun aku tanyakan pokoknya sedetil mungkin. Mulai membuka facebooknya dan melihat
tentang dirinya agar lebih mempastikan kesukaannya.
Ternyata dia suka boneka burung yang hidup di kutub dan
satu-satunya burung yang bisa berenang dan tak bisa terbang. Yahh betul,
penguin itulah hewan kesukaannya binatang yang telah beradaptasi dengan
mengubah sayapnya menjadi ayunan agar bisa berenang dengan cepat itu adalah
hewan kesukaannya.
Warna kesukaannya adalah ungu, warna janda kata orang
namun di balik itu semua warna ungu menunjukkan sikap ketegasan dan sifat
konsisten.
Sore hari, pencarian pun kumulai. Aku mulai mencarikan
hewan kesukaannya itu dalam bentuk boneka sebagai hadiah
untuknya kebetulan besok adalah hari ulang tahunnya. Mencari boneka penguin
sangatlah sulit apalagi
disesuaikan dengan keadaan keuanganku. Pencarian ku pun tak sia-sia aku
menemukan boneka itu di toko aryangga dekat lapangan Lasinrang kabupaten
Pinrang. Aku berniat memberikan kado itu sepulang dari sekolah.
Keesokannya aku melihat dia sang bidadari manisku bersama
seorang cowok tak tahu siapa cowok itu namun dari seragam dengan logo SMAN 1
Pinrang yang dipakainya pastilah dia siswa SMAN 1 Pinrang.
“siapa yah dia? Apakah pacarnya? Atau memiliki hubungan
keluarga? Atau apa!” tanyaku dalam hati
Perasaanku
membara bagai api yang sangat panas siap membakar seluruh apa yang dilaluinya.
Di kelas akupun bertanya ke intan.
“tan,
siapa yang tadi pagi itu bersamamu?” tanyaku
“itu
adalah mein geliebte” jawab intan
Geliebte adalah bahasa jerman yang berarti kekasih diberi kata
depan mein sehingga berarti
kekasihku. Perasaan camur aduk menghampiriku. Inikah yang dinamakan galau
perasaan sakit yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Semua
taktik-taktik yang kulakukan menjadi sia-sia belaka yang tak ada artinya.
0 komentar: